LAPORAN
KOLEKSI EMAS MUSEUM RONGGOWARSITO
Mata Kuliah: Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu: M. Rikza Chamami, MSI
Oleh:
1. Fatimah Ratna Mutiara 113911018
2. Hanifah Lutfiatuz Zakiyah 113911019
3. Umi Mukaromah 123111157
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
KOLEKSI EMAS MUSEUM RONGGOWARSITO
I. PENDAHULUAN
Peninggalan-peninggalan sebagai bukti dan saksi sejarah yang pernah ada di Jawa kini sudah mendapat perhatiankan dari pemerintah dan masyarakat. Peninggalan-peninggalan yang ditemukan memiliki jenis yang beragam diantaranya, fosil-fosil binatang purba, benda-benda terkait peninggalan prasejarah dan peradaban Hindu-Budha berupa koleksi alat-alat batu, alat-alat logam, dan arca-arca Hindu, kemudian peninggalan Islam dan Kolonial, ornamen dari Masjid, bangunan-bangunan Kolonialisme Belanda, peralatan maupun jenis kesenian musik, koleksi berbahan emas yang dibuat pada zaman klasik, dan sebagainya. Bukti-bukti yang telah ditemukan dikumpulkan disuatu tempat yang dapat digunakan untuk media pembelajaran dalam rangka pengenalan terhadap sejarah.
Dengan adanya bukti-bukti sejarah, kita dapat memahami dengan mengetahui langsung contoh-contoh peninggalan yang sudah ada. Laporan ini membahas salah satu peninggalan di Jawa Tengah yang sekarang dijadikan media pembelajaran di Museum Ronggowarsito Semarang, yaitu koleksi emas. Didalam museum tersebut kita akan menemukan berbagai koleksi emas, mulai dari cincin, anting, kalung, dan berbagai macam perhiasan. Untuk lebih lengkapnya dijelaskan dalam laporan ini.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa saja koleksi emas di Museum Ronggowarsito?
B. Bagaimanakah sejarah peninggalan emas?
C. Dimanakah letak asal peninggalan emas?
D. Apakah manfaat peninggalan emas?
III. HASIL PENGAMATAN
A. Koleksi Emas di Museum Ronggowarsito
Di Museum Ronggowarsito terdapat berbagai macam koleksi emas yang pernah ditemukan, koleksi emas tersebut adalah:
1. Replika aneka perhiasan temuan Wonoboyo
Koleksi perhiasan ini bersal dari Wonoboyo, Jagonalan, Klaten. Koleksi ini merupakan replika temuan Wito Lakon dan kawan-kawannya yang ditemukan dalam guci keramik Dinasti Tang (± abad IX M). seluruhnya berjumlah 27 kg. Aneka perhiasan yang ditemukan adalah sebagai berikut:
a. Hiasan leher
b. Kelat bahu
c. Hiasan pinggang
2. Replika aneka wadah temuan Wonoboyo
Aneka wadah yang ditemukan di Wonoboyo, meliputi;
a. Tutup berbentuk ikat rambut
b. Tutup berhias
c. Tas bertutup
d. Tutup
e. Hiasan tutup bermotif anjing PO
f. Cepuk
g. Hiasan cucuk kendi
3. Pesona kalung
Kalung merupakan bentuk karya seni yang mempunyai nilai simbolis dan estetis. Pemakaian kalung juga menandakan status sosial. Biasanya pemakaiannya dilengkapi dengan liontin. Liontin sering dilengkapi batu-batu mulia yang berfungsi menambah kewibawaan karena sering diisi dengan kekuatan magic. Tetapi tidak semua kalung didesain untuk dilengkapi liontin, sebagai contoh kalung berbentuk daun dan kelat leher.
4. Pesona perhiasan
Selain kalung dan cincin bentuk-bentuk perhiasan anggota badan yang sering dipakai nenek moyang meliputi:
a. Kelat bahu
b. Bros
c. Ikat pinggang
d. Hiasan dada
e. Binggel
f. Gelang
Pemakaian lengkap perhiasan anggota badan tersebut biasanya berhubungan dengan kegiatan adat/upacara keagamaan.
5. Pesona perhiasan kepala
Budaya logam mulia pada masa klasik (Hindu-Budha) berkembang dalam berbagai variasi yang memancarkan keindahan pesona dalam design, jenis permata, dan ukurannya. Buktinya adalah berupa:
a. Mahkota
b. Anting
c. Sumping isubang
d. Timang konde
e. Grodho
6. Cincin perhiasan
Pemilikan cincin oleh masyarakat pada masa klasik (Hindu-Budha) menggambarkan tingginya status sosial, yang fungsi utamanya bersifat praktis dan elastis. Bentuknya bervariasi seperti cincin polos permata dan cincin burung.
7. Cincin stempel
Cincin stempel berfungsi simbolis. Tulisan “Sri” pada mata cincin berkaitan dengan aspek keagamaan dan sosial politik. Dari aspek keagamaan “Sri” dikenal sebagai pasangan Dewa Wisnu yang selalu dihubungkan dengan keberuntungan dan kemakmuran. Sedangkan dari sosial-politik, kata “Sri” digunakan sebagai nama depan seorang raja (bangsawan). (Sri Maharaja atau Sri Daksa) Stempel pengesahan dari penguasa, persembahan yang diserahkan oleh pemegang hak tanah lungguh kepada pejabat tinggi dalam suatu upacara penetapan Sima.
8. Sarana perlengkapan upacara keagamaan
Adapun dalam upacara keagamaan juga dibutuhkan media yang terbuat dari logam mulia berupa:
a. Arca
Arca berfungsi sebagai sarana pemujaan.
b. Keris
Keris berfungsi sebagai benda pusaka.
c. Mangkok
Mangkok berfungsi sebagai tempat atau wadah.
d. Paku emas
Paku emas berfungsi sebagai penolak bala pada rumah.
e. Mata uang tipe piloncito
Mata uang tipe piloncito berfungsi sebagai bekal kubur yang ditempatkan di peripih.
f. Lempengan emas
Lempengan emas dengan goresan nama dewa berhuruf kuno ditempatkan didalam peripih.
9. Fragmen kali area
Koleksi fragmen kali area yang pernah ditemukan diantaranya sebagai berikut:
a. Multiple piloncito
b. Keris nagasapta
c. Paku
d. Tangkai keris
e. Mangkuk
f. Arca budha
B. Sejarah Peninggalan Emas
Secara pasti kapan sebenarnya emas mulai pertama dikenal dan memiliki nilai, apabila menurut sejarah peradaban manusia, emas mulai dikenal manusia sejak manusia mulai berbudaya. Sebagai sesuatu yang mempunyai nilai tinggi, emas mulai dikenal pada masa kekuasaan kekaisaran di Eropa yang kemudian diikuti dengan pencarian oleh sejumlah petualang dan penemu benua baru seperti Christoper Columbus dan Vasco da Gamma. Apabila kita menelaah jauh sebelum itu, emas telah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi dan dijadikan sebagai alat budaya khususnya perlengkapan spiritual kuno pada masyarakat Mesir Kuno.
Bangsa-bangsa di Asia mengenal emas sejak 3000 tahun sebelum masehi. Di Indonesia keterampilan membuat perhiasan dari emas menyebar keseluruh pelosok nusantara, sehingga tercipta keanekaragaman perhiasan. Perkembangan budaya India turut serta mempengaruhi pola ragang hias dan bentuk perhiasan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada pemakaian perhiasan arca dan relief didinding candi. Pada umumnya emas ditemukan berkadar 6-20 karat.
C. Letak Asal Peninggalan Emas
Peta diatas adalah denah temuan koleksi emas masa klasik hindu- budha di Jawa Tengah, diantaranya yaitu:
1. Tegal
2. Pemalang
3. Batang
4. Kendal
5. Klaten
6. Temanggung
7. Boyolali
8. Semarang
9. Ungaran
10. Demak
11. Kudus
12. Purworejo
13. Banjarnegara
14. Banyumas
15. Pati
16. Blora
17. Rembang
18. Wonogiri
19. Magelang
20. Wonosobo
21. Cilacap
D. Manfaat Peninggalan Emas
Pemakaian perhiasan memiliki tujuan dan manfaat yang bermacam-macam mulai dari simbol religious, untuk melengkapi pakaian adat dalam upacara keagamaan, memberi kekuatan magis, hingga semata-mata berfungsi praktis sebagai simbol status sosial, penampilan, dan kewibawaan. Status sosial menandakan menambah kewibawaan karena sering diisi dengan kekuatan magic yang fungsi utamanya bersifat praktis dan elastic simbolis menggambarkan tingginya status sosial. Emas juga digunakan untuk kegiatan adat atau upacara keagaman. Tulisan-tulisan yang ada pada mata cincin berkaitan dengan aspek keagamaan yang dihubungkan dengan keberuntungan dan kemakmuran dan aspek sosial politik dihubungkan dengan pengesahan dari penguasa atau persembahan yang diserahkan oleh pemegang hak tanah lungguh kepada pejabat tinggi dalam suatu upacara penetapan Sima. Dalam sarana perlengkapan upacara keagamaan, emas dijadikan sebagai sarana pemujaan benda pusaka, sebagai tempat, sebagai penolak bala pada rumah, dan sebagai bekal kubur yang ditempatkan di peripih.
IV. ANALISIS BUDAYA JAWA
Emas merupakan salah satu peninggalan dari kebudayaan Jawa pada masa Hindu-Budha. Pada masa ini, pemakaian perhiasan emas memiliki tujuan dan manfaat yang bermacam-macam mulai dari simbol religious, untuk melengkapi pakaian adat dalam upacara keagamaan, memberi kekuatan magis, hingga semata-mata berfungsi praktis sebagai simbol status sosial, penampilan, dan kewibawaan. Kemudian dalam upacara keagamaan, emas dijadikan sebagai sarana pemujaan benda pusaka, sebagai penolak bala pada rumah, dan sebagai bekal kubur yang ditempatkan di peripih.
Berbeda dengan era sekarang, emas lebih popular dijadikan sebagai perhiasan. Perhiasan emas sekarangpun memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda dengan perhiasan emas pada budaya Jawa dahulu. Misalnya, emas tidak digunakan dalam upacara keagamaan tetapi sebagai fashion yang biasanya dipakai oleh para wanita.
V. KESIMPULAN
Di Museum Ronggowarsito terdapat berbagai koleksi emas Jawa Tengah yang ditemukan di wilayah-wilayah daerah Jawa Tengah. Beberapa koleksi emas tersebut diantaranya meliputi; aneka perhiasan dan aneka wadah temuan Wonoboyo, kalung, cincin perhiasan, perhiasan kepala, cincin stempel, emas dalam perlengkapan upacara keagamaan, dan fragmen kali area. Koleksi emas tersebut ditemukan pada masa klasik hindu- budha di Jawa Tengah yaitu; Tegal, Pemalang, Batang, Kendal, Klaten, Temanggung, Boyolali, Semarang, Ungaran, Demak, Kudus, Purworejo, Banjarnegara, Banyumas, Pati, Blora, Rembang, Wonogiri, Magelang, Wonosobo, dan Cilacap.
Pemakaian perhiasan emas sendiri memiliki tujuan dan manfaat yang bermacam-macam mulai dari simbol religious, untuk melengkapi pakaian adat dalam upacara keagamaan, memberi kekuatan magis, hingga semata-mata berfungsi praktis sebagai simbol status sosial, penampilan, dan kewibawaan.
VI. PENUTUP
Demikian laporan ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi perbaikan laporan yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar